Salam :)

Minggu, 24 Maret 2013

Khalid bin Walid Sang Pemimpin




Tulisan ini adalah sebagian kecil biografi seorang tokoh pemimpin yang amat keren umat Islam. Pribadi yang sangat tersorot akan Keberanian dan Ketangguhannya (cateeetttt....). Dia merupakan salah seorang tokoh sahabat Rasulullah SAW yang amat mulia, dan dari perjalanan hidupnya kita akan menggali berbagai pelajaran dan ibroh.

Keep Reading yaw \(^.^)/

Khalid Sang Pemberani

Awalnya Khalid bin Walid adalah panglima perang kaum kafir Quraisy yang terkenal dengan pasukan kavalerinya. Pada saat perang Uhud, Khalid yang melihat cela kelemahan pasukan muslimin yang menjadi lemah setelah bernafsu mengambil barang rampasan turun dari bukit Uhud, langsung menghajar pasukan muslim pada saat itu. Namun justru setelah perang itulah Khalid masuk Islam.

Ketika Khalid bin Walid masuk Islam (Pada tahun ke-8 Hijriyah), Rasulullah sangat bahagia, karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat membela panji-panji Islam dan meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad.

Khalid bin Walid ra adalah anak saudari ummul mukminin Maimunah binti Al-Harits ra. Dia seorang lelaki yang kekar, berpundak lebar, bertubuh kuat, sangat menyerupai Umar bin Al-Khattab ra. Ayah Khalid, Walid bin Mughirah dari bani Makhzum adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa diantara orang-orang Quraisy. Dia orang yang kaya raya. Dia menghormati Ka’bah dengan perasaan yang sangat mendalam.

Kepahlawanan Khalid bin Walid terlihat pada saat perang Mut'ah (Tahun Ke-8 Hijriyah) bertepatan dengan tahun beliau memeluk Islam. Pada peperangan itu jumlah pasukan muslimin yaitu tiga ribu personil, sedangkan jumlah pasukan bangsa romawi yaitu dua ratus ribu personil. Sangat jauh perbedaan jumlah pasukannya, disini terkuaklah sikap kesatria dan kepahlawanan kaum muslimin pada peperangan ini. Nabi Muhammad SAW telah memerintahkan Zaid bin Haritsah untuk memimpin perang ini, dan jika terbunuh kepemimpinan beralih kepada Ja’far bin Abi Thalib dan jika terbunuh maka kepemimpinan digantikan oleh Abdullah bin Rawahah. Semua pemimpin di atas mati syahid pada peperangan ini, lalu bendera diambil alih oleh Tsabit bin Aqrom, dan dia berkata kepada kaum muslimin: "Pilihlah seorang lelaki sebagai pemimpin kalian", maka mereka memilih Khalid bin Walid, maka pada peristiwa inilah tanpak jelas keberanian dan kejeniusannya. Dia kembali mengatur pasukan dan merubah strategi, pasukan sayap kanan berpindah ke sayap kiri, begitupun sebaliknya pasukan sayap kiri berpindah ke sayap kanan. Kemudian sebagian pasukan diposisikan agak mundur, setelah beberapa saat mereka datang seperti pasukan bantuan yang baru tiba di medan perang. Hal ini digunakan untuk melemahkan semangat berperang musuh kemudian pasukan kaum muslimin terlihat menjadi besar atas pasukan Romawi sehingga menyebabkan mereka mundur dan semangat mereka melemah.

Khalid bin Walid telah memperlihatkan betapa indahnya strategi perang yang ada atas keberanian yang melekat pada dirinya dan kepahlawanan yang tidak bisa tandingi oleh semangat para pahlawan. Disamping itu kecerdasannya juga tampak saat beliau mulai mengarahkan kaum muslimin untuk mundur secara teratur dengan cara yang unik, cukup dengan pukulan seperti itu dan beliau memantau agar pasukan kaum muslimin tidak terserang pada sebuah peperangan yang tidak sebanding ini.

Nabi Muhammad SAW menyebut hal itu sebagai kemenangan dan beliau bersabda pada saat menyebut ketiga komandan yang gugur mati syahid kemudian bendera akan diambil oleh salah satu pedang ALLAH SWT memberikan kemenangan bagi kaum muslimin atas musuhnya.

Pada perang Yarmuk tepatnya di Al-Waqusoh (Sebuah lembah di samping sungai Yarmuk, berdataran rendah dan terdapat jurang, banyak tentara Romawi yang diikat dengan rantai berjatuhan masuk ke dalamnya)

Dalam perang Yarmuk jumlah pasukan Islam tidak seimbang dengan pihak musuh yang berlipat-lipat. Ditambah lagi, pasukan islam yang dipimpin Khalid tanpa persenjataan yang lengkap, tidak terlatih dan rendah mutunya. Ini berbeda dengan angkatan perang Romawi yang bersenjata lengkap dan baik, Terlatih dan jumlahnya lebih banyak. Bukan Khalid namanya jika tidak mempunyai strategi perang, dia membagi pasukan islam menjadi 40 Kontingen dari 46.000 pasukan Islam untuk memberi kesan seolah-olah pasukan Islam tekesan lebih besar dari musuh.

Kegigihan Khalid bin Walid dalam memimpin pasukannya membuahkan hasil yang membuat hampir semua orang tercengang. Pasukan islam yang jumlahnya jauh lebih dikit itu berhasil memukul mundur tentara Romawi dan menaklukan wilayah itu.

Perang yang dipimpin Khalid bin Walid lainnya adalah Riddah (Perang melawan orang-orang murtad). Perang Riddah ini terjadi karena suku-suku bangsa Arab tidak mau tunduk lagi kepada pemerintahan Abu Bakar di Madinah. Mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan Rasulullah, dengan sendirinya batas setelah Rasululah wafat. Oleh sebab itu, mereka menentang Abu Bakar. Karena sikap keras kepala dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan. Maka Abu Bakar mengutus Khalid bin Walid untuk menjadi Jendral pasukan perang Islam untuk melawan kaum murtad tersebut, hasilnya kemenangan ada di pihak Khalid.

Ada kisah yang menarik dari Khalid bin Walid : Beliau memang sempurna di bidangnya , ahli siasat perang, mahir segala senjata, piawai dalam berkuda, dan kharismatik di tengah prajuritnya. Dia juga tidak sombong dan lapang dada walaupun dia berada dalam puncak popularitas. Hal ini ditunjukannya saat khalifah Umar bin Khattab mencopot sementara waktu kepemimpinan Khalid bin Walid tanpa ada kesalahan apapun. Menariknya, Ia menuntaskan perang dengan begitu sempurna. Setelah sukses, kepemimpinan pun ia serahkan kepada penggantinya, Abu Ubaidah bin Jarrah.

Salah satu ungkapannya yang agung Ia mengatakan tidaklah sebuah malam di mana aku bersama seorang pengantin wanita cantik yang aku cintai, aku lebih suka malam dingin dan bersalju dalam sebuah pasukan kaum muhajirin guna menyerang musuh.

Abu Zannad berkata : "Di saat Khalid akan meninggal dunia , Ia menangis dan berkata" : "Aku telah mengikuti perang ini bersama pasukan, dan tidak ada satu jengkalpun dari bagian tubuhku kecuali padanya terdapat bekas pukulan pedang atau lemparan panah atau timakan tombak dan sekarang aku mati diatas ranjangku terjelembab sebagaimana matinya seekor unta. Janganlah mata ini terpejam seperti mata para pengecut."

Sesungguhnya Khalid sangat mengharapkan mati syahid dan semoga ALLAH SWT menyampaikannya pada derajat yang ia cita-citakan.

Lalu ketika ia wafat, ia tidak meninggalkan sesuatu kecuali kuda, senjata dan budaknya yang dijadikan sodaqoh dijalan ALLAH. Umar bin Khattab menangis. Bukan karena menyesal telah mengganti Khalid. Tetapi Ia sedih karena tidak sempat mengembalikan jabatan Khalid sebelum akhirnya “Si Pedang ALLAH SWT” menempati posisi khusus disisi ALLAH SWT.

Disebutkan dalam hadist riwayat Umar bin Khattab tentang zakat Nabi Muhammad SAW bersabda : "adapun Khalid, maka dia telah menyimpan baju besinya dan segala perlengkapan perangnya di jalan ALLAH SWT."

Khalid bin Walid wafat pada tahun ke 21 hijriyah di Himsh yaitu kota di Syam, pada saat beliau berumur 52 tahun. Semoga ALLAH memberikan balasan yang lebih baik terhadap Khalid.

Segala puji bagi ALLAH tuhan semesta alam, dan semoga shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi besar kita Nabi muhammad SAW, kepada seluruh keluarganya, para sahabat serta pengikut beliau (diki)

0 komentar:

Posting Komentar